Posted by : Teknologi Dan Agama Islam
Thursday 8 December 2016
Resensi buku “Manajemen Dakwah”
Judul Buku :
Manajemen Dakwah
Nama Pengarang :
M. Munir, S.Ag., M.A. dan Wahyu Ilaihi, M.A.
Tahun Terbit :
2015, Cet 4
Kota Penerbitan` :
Jakarta
Penerbit :
Prenada Media Group
Dimensi Buku :
290 Hlm : 13,5 x 20.5 cm
ISBN :
979-3925-34-5
Harga Buku :
Rp. 50.000
Buku
ini berjudul Manajemen dakwah yang dikarang oleh M.Munir, S.Ag., M.A. dan Wahyu
Ilaihi, S.Ag., M.A. yang menjelaskan Yakni Manajemen dan Dakwah, dimana banyak
sekali penjelasan dari suatu manajemen khususnya dalam dakwah dan di kata
pengantarkan oleh Prof. Dr.H. M. Yunan Yusuf, beliau seorang guru besar dan
ketua program studi dakwah dan komunikasi pasca sarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dalam buku ini terdapat Bab-bab atau materi mulai dari sejarah
manajemen dakwah, perencanaan dakwah, pengorganisasian dakwah, penggerakkan
dakwah, pengendalian dan evaluasi dakwah, sumber daya manusia dalam manajemen
dakwah, kepemimpinan dalam manajemen dakwah, pengembangan dan peningkatan
pelaksanaan dakwah, dan rekayasa sosial dalam perspektif dakwah, semuanya
terdiri dari Sembilan Bab. Jika berbicara dakwah ada kaitannya dengan seorang
da’I sebagai orang yang menggerakkan dakwah. Semua para da’I harus mempunyai
manajemen yang baik dalam berdakwah agar menjadi pendakwah professional. Kegiatan dakwah itu bukan
hanya mencakup sisi ajakan, tetapi juga sisi pelakunya (Da’i) juga pesertanya
(Mad’u), ia juga mempunyai metode-metode yang beragam yang telah digariskan
oleh Al-Qur’an dan Dipraktikan Oleh Rasulullah Yakni Bil hikmah, al mauidzoh
hasanah, bil mujadalah bilati hiya ahsan. Interaksi aktif berdasarkan
pemahaman yang komprehensif terhadap unsur-unsur dakwah di atas, niscaya akan
berbeda baik pada pilihan aktivitas, maupun kepada kemungkinan hasil yang bisa
diraih.
Saat
ini salah satu fenomena yang sehari-hari dinikmati oleh publik islam di
Indonesia, adalah merebaknya aktivitas dakwah islam. Dakwah tidak lagi hanya
berada ditempat-tempat konvensional dakwah seperti masjid, pesantren, dan
majlis ta’lim. Dakwah kini bahkan sudah berada di hotel-hotel, rumah sakit,
radio, televise bahkan melalui media internet dan menjamur di kantor-kantor
pemerintah maupun swasta sekalipun.
Fenomena
tersebut merupakan perkembangan yang menggembirakan sekaligus tantangan bagi
para praktisi dakwah untuk tampil tetap dinamis selalu meningkatkan intensitas,
kejelasan visi dan pemahaman, dan bertindak lebih professional. Sedangkan
ungkapan dari professional itu sendiri tidak dapat dilepaskan dari hal yang
terkait dengan apa yang dinamakan manajemen. Dengan demikian, jika aktivitas
dakwah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, maka Image
Professional dalam dakwah akan terwujud pada kehidupan masyarakat.
Dalam
kaitan ini kegiatan manajemen dakwah berlangsung pada tataran kegiatan dakwah
itu sendiri. Bila komponen dakwah yaitu da’I, mad’u, materi, media tersebut
diolah dengan penggunaan ilmu manajemen maka aktivitas dakwah akan berlangsung
secara lancer sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam
buku ini, saya ingin sedikit menjelaskan maksud beberapa bab yang menurut saya
menarik yang terdapat dalam buku manajemen dakwah ini, yaitu unsur-unsur manajerial
atau ‘amaliyyah al ‘idariyyah yang terdiri dari Bab kedua takhthith (perencanaan
strategi), Bab ketiga Thanzhim (Pengorganisasian), Bab keempat Tawjih
(Penggerakkan), dan Bab kelima Riqabah (Pengawasan atau Evaluasi) .
Bab
kedua, Takhthith (perencanaan strategi). Rencana adalah suatu arah
tindakan yang sudah ditentukan terlebih dahulu (terdapat pada hlm 94), secara
alami perencanaan itu merupakan bagian dari sunnatullah, yaitu dengan melihat
bagaimana Allah SWT menciptakan alam semesta dengan hak dan perencanaan yang
matang disertai dengan tujuan yang jelas (QS.Shad:27). Untuk itu agar proses
dakwah dapat memperoleh hasil yang maksimal perencanaan merupakan sebuah
keharusan. Takhthith dakwah merupakan Starting Point dari
aktivitas manajerial dalam sebuah kegiatan berupa hal-hal yang terkait dalam
sebuah kegiatan berupa hal-hal yang terkait dalam memperoleh hasil yang
optimal.
Oleh
karena itu, dalam aktivitas dakwah, perencanaan dakwah bertugas menentukan
langkah dan program dalam menentukan setiap sasaran, menentukan
sarana-prasarana atau media dakwah, serta personel da’I yang akan diterjunkan.
(terdapat pada hlm 98). Bab Ketiga, Thanzhim (pengorganisasian,
penyusunan). Pengorganisasian adalah seluruh proses pengelompokkan orang-orang,
alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam
rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan (terdapat pada hlm 117). Hal
tersebut dijelaskan bagaimana pengelolaan rencana itu, yakni dilakukan-nya
pembagian aplikatif dakwah dengan lebih terperinci. Definisi tersebut
menunjukkan bahwa pengorganisasian merupakan langkah pertama kearah pelaksanaan
rencana yang telah tersusun sebelumnya. Dengan demikian adalah suatu hal yang
logis pula apabila pengorganisasian dalam sebuah kegiatan akan menghasilkan
sebuah organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang kuat
(diambil dari buku organisasi dan administrasi Ahmad Fadli). Pengorganisasian
dalam pandangan islam bukan semata-mata merupakan wadah akan tetapi lebih
menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan secara rapi teratur dan
sistematis (Ash-Shaff ayat 4). Bab keempat, Tawjih (penggerakan
dakwah). Adapun pengertian penggerakkan adalah seluruh proses pemberian
motivasi kerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mampu
bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi denga efisien dan
ekonomis (terdapat pada hlm 139). Penggerakkan dakwah merupakan inti dari
manajemen dakwah itu sendiri. Dalam proses pergerakan ini semua aktivitas
dakwah terlaksanakan. Dari sinilah aksi semua rencana dakwah akan terealisasi,
dimana fungsi manajemen akan bersentuhan secara langsung dengan para pelaku
dakwah. Dan dari sinilah proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian
atau penilaian akan berfungsi secara efektif. Bab kelima, Taqabah (pengawasan,
evaluasi). Evaluasi dakwah dirancang untuk memberikan kepada orang yang dinilai
dan orang yang menilai informasi mengenai hasil karya. Tujuan diberlakukan
program evaluasi ini adalah untuk mencapai konklusi dakwah yang evaluative atau
memberi pertimbangan mengenai hasil karya serta mengembangkan karya dalam
sebuah program. Sedangkan evaluasi dakwah penting karena dapat menjamin
keselamatan pelaksanaan dan perjalanan dakwah, mengetahui berbagai persoalan
dan problematika yang dihadapi serta cara antipasti dan penuntasan seketika
sehingga akan melahirkan kemantapan bagi aktivitas dakwah dengan cara yang
benar atau sesuai dengan tujuan. Diatas
semua itu adalah masalah manajemen yang belum mendapat perhatian serius dalam
kegiatan dakwah, yakni Budgeting (Mizaniyyah). Ada pandangan bahwa
kegiatan dakwah harus dengan keikhlasan. Da’I adalah penerus tugas suci yang
ditimbang terimakan dari Rasulullah SAW. Oleh sebab itu tidak layak bila
mendapat imbalan dari kegiatan tersebut. Hal
ini yang membuat kegiatan dakwah menjadi pekerjaan sambilan, bukan menjadi
pekerjaan utama. Berdakwah menjadi profesi yang perlu dengan perencanaan dan
kontrol yang baik, dalam hal inilah manajemen dibutuhkan dan harus dilakukan
diberbagai lembaga maupun institusi dakwah dengan fungsi memberikan jaminan
hidup bagi para da’I dalam menjamin keberhasilan dakwah serta dapat menjawab
problematika masyarakat yang sering bermunculan pada saat ini.
Buku
ini dapat memberikan suatu gambaran bagaimana dakwah dapat dikelola secara
professional dengan menggunakan menajemen yang dapat mendorong kegiatan dakwah
menjadi kegiatan yang utama.
Dalam
buku ini materi yang diberikan cukup luas sampai Sembilan Bab dan sangat mudah
dipahami apa saja yang terdapat didalamnya. Penggunaan Bahasa yang cukup mudah
dipahami dan diberikan maksud dari kata tersebut. Buku ini yang sebagaimana
terlihat banyak Bab-bab yang sangat diperlukan untuk memahami tentang manajemen
dakwah dan buku ini pun dapat dijadikan buku anjuran yang pas untuk bahan
referensi, sangat baik bagi orang yang sedang dibagian manajemen khususnya
manajemen dakwah untuk para mahasiswa/i. Dalam banyak Bab buku manajemen dakwah
ini dengan buku manajemen dakwah lain sangat tidak jauh berbeda dalam
penjelasannya. Pembahasan dan penjelasan yang terlalu panjang. Tidak ada
macam-macam contoh tentang manajemen dakwah, dimana dapat mengurangi kualitas
isi. Buku
ini menghadirkan seluk beluk manajemen dakwah. Bahwa buku manajemen dakwah ini sangat
berguna dimana kita dapat memperoleh suatu informasi dan dapat dipraktekkan khususnya
untuk para masyarakat. Menurut saya buku manajemen dakwah yang dikarang oleh M.
Munir, S.Ag., M.A. dan Wahyu Ilaihi, S.Ag., M.A. ini sangat layak untuk dibaca
untuk semua kalangan masyarakat.